Kita lihat contoh berikut ini:
Satu : Memiliki satu sudut sehingga ditulis 1
Dua : Memiliki dua sudut sehingga ditulis 2
Tiga : Memiliki tiga sudut sehingga ditulis 3
dan seterusnya......
mencoba mencari makna
Di Indonesia sendiri, teknologi seluler GSM dimulai diakhir tahun 1993, tepatnya di Bulan Oktober. Pada tahun itu PT Telkom, salah satu perusahaan telekomunikasi nasional, memulai proyek percontohan seluler GSM di Pulau Batam dan Pulau Bintan. Proyek tersebut akhirnya dinilai berhasil, sehingga dilanjutkan ke provinsi lainnya di Sumatera. Hal ini mengantarkan lahirnya PT. Telkomsel pada Bulan Mei 1995 sebagai salah satu operator telekomunikasi GSM nasional.
Namun setahun setelah proyek percontohan tersebut, dan setahun sebelum didirikannya Telkomsel, PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) (kemudian merger dengan PT. Indosat) telah terlebih dahulu beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia pada tahun 1994 dengan mengawali kegiatan bisnisnya di Jakarta dan sekitarnya. Dan pada penghujung tahun 1996, PT Excelcomindo Pratama (Excelcom) Berbasis GSM beroperasi di Jakarta sebagai operator nasional ketiga GSM di Indonesia.
Kini, teknologi GSM di Indonesia telah diramaikan oleh kehadiran banyak operator di Indonesia, selain juga dengan adanya teknologi CDMA, yang membuat pelanggan memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasinya.
Hingga saat ini di Indonesia pengguna teknologi GSM berjumlah 131,64 juta orang atau sebesar 57,1% dari populasi penduduk Indonesia.
Daftar Bacaan:
Band | Description | |
O band | original | 1260 to 1360 nm |
E band | extended | 1360 to 1460 nm |
S band | short wavelengths | 1460 to 1530 nm |
C band | conventional ("erbium window") | 1530 to 1565 nm |
L band | long wavelengths | 1565 to 1625 nm |
U band | ultralong wavelengths | 1625 to 1675 nm |
2. Menggabungkan sinyal. DWDM menggunakan multiplekser untuk menggabungkan sinyal-sinyal masukan.
3. Mentransmisikan sinyal. Efek degradasi sinyal atau gangguan lainnya dapat diminimalisir dengan cara mengontrol variabel-variabel yang berpengaruh seperti spacing kanal, toleransi panjang gelombang cahaya dan tingkatan daya LASER.
4. Penguatan sinyal dan regenator. Sinyal yang dilewatkan melalui serat optik harus mengalami penguatan. Penguat sinyal berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima untuk diteruskan kembali, sementara regenerator selain memiliki kemampuan untuk menguatkan sinyal juga dapat memperbaiki kualitas sinyal yang diterima, sehingga sinyal keluarannya memiliki kualitas yang baik.
Terdapat 2 tipe penguat optikal yaitu:1. Solid State Optical Amplifier berupa penguat optikal yang terbuat dari bahan semikonduktor.
2. Fiber Amplifier berupa penguatan pada serat optik yang terbagi atas EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier) dan Raman Amplifier.
Sementara untuk jenis penguatan sinyal di dalam serat optik sendiri terdapat 3 macam yakni post ampifier, pre amplifier dan line amplifier. Pada gambar di bawah di tunjukkan ilustrasi tentang penguatan tersebut. Saat sinyal mulai ditransmisikan, maka dilakukan penguatan melalui post amplifier. Pada saat sinyal melewati serat optik, maka dilakukan penguatan kembali melalui line amplifier. Selain itu, line amplifier juga berfungsi untuk memperbaiki sinyal yang diterima sehingga pada saat akan dikirimkan kembali, sinyal menjadi bagus seperti semula. Pada sisi akhir, saat sinyal akan diterima kembali, maka dilakukan penguatan melalui pre amplifier.
5. Memisahkan sinyal yang diterima. Pada sisi penerima akhir, sinyal yang tadinya dimultipleks, harus dipisahkan melalui demultiplekser.
6. Menerima sinyal. Sinyal yang telah didemultipleks diterima oleh suatu photodetector.
Sebagai fungsi tambahan, sistem DWDM harus juga dilengkapi dengan antarmuka (interface) dengan sisi client untuk menerima sinyal masukan oleh suatu perangkat yang dinamakan transponder. Transponder berfungsi untuk mengubah sinyal masukan dari sisi client atau perangkat lain yang memiliki jenis traffic yang berbeda ke dalam jenis sinyal yang dikenal dan dapat ditransmisikan oleh sistem WDM.
Terdapat fungsi lain dari perangkat pada sistem DWDM yaitu ADM (Add/Drop Multiplekser) dan OXC (Optical Cross Connect). ADM diperlukan jika antara dua terminal yang saling terhubung akan diintegrasikan atau disisipkan terminal lain. Fungsi ADM juga dilakukan oleh sebuah multiplekser dan demultiplekser.(Gambar Raman)
Tokoh kali ini, merupakan salah seorang tokoh penting yang menghasilkan penemuan dari penelitian di bidang optik, dimana hasil penemuannya banyak digunakan saat ini di bidang transmisi data melalui kabel optik, baik terrestrial maupun kabel laut, yang terkenal sebagai Penguat Raman (Raman Amplifier).
Tokoh yang memiliki nama lengkap Chandrasekhara Venkata Raman ini, dilahirkan pada tanggal 7 November 1888 di Tiruchirapalli, Tamil Nadu, Selatan India. Ayahnya merupakan seorang pengajar Matematika dan Fisika. Dalam usia awal, Raman pindah ke kota Visakhapatnam, Andhra Pradesh.
Ia kuliah pada tahun 1902 di Perguruan Tinggi Kepresidenan (Presidency College), Madras (kini Chennai ) dan mendapatkan gelar BA pada tahun 1904 dimana ia juga menjadi yang terbaik sehingga meraih medali emas dalam bidang Fisika. Dan 3 tahun kemudian, ia mendapatkan gelar MSc dan kembali meraih kehormatan tertinggi atas prestasinya.
Pada tahun 1907 ia menjadi anggota Pamong Praja India sebagai Asisten Jenderal Akuntan di Calcutta, karena waktu itu karir dalam bidang sains sepertinya bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Kendatipun demikian, dalam kesibukan pekerjaannya, Raman menyempatkan diri untuk melakukan eksperimen di IACS (Indian Association for the Cultivation of Science) di Calcutta. Pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 6 Mei 1907, Raman menikah dengan Lokasundari Ammal, dan memiliki seorang putra yang bernama Radhakrishnan.
Dan 10 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1917, Raman mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai pemerintah, waktu itu ia mendapat tawaran dari Universitas Calcutta sebagai guru besar Fisika, hal ini dijalaninya selama sekitar 15 tahun. Dan juga pada saat yang bersamaan ia tetap menyempatkan diri untuk melakukan riset di IACS dimana pada tahun 1919 ia mendapat posisi sebagai Sekretaris Kehormatan. Pada saat-saat inilah yang menjadi era kejayaan karir bagi Raman. Di sinilah pekerjaannya pada optik mendapat pengakuan.
Pada tanggal 28 Februari 1928, melalui percobaannya tentang hamburan atau penyebaran cahaya, Raman menemukan suatu fenomena yang nantinya dikenal sebagai Efek Raman. Hal ini menjadi suatu penemuan penting, karena dapat menjelaskan sekaligus membuktikan sifat quantum alami cahaya. Penemuan ini membantunya memenangkan hadiah Nobel Fisika pada tahun 1930. Selain itu, spektroskopi Raman yang berdasarkan pada efeknya juga dinamai menurut namanya.
Merupakan pertama kali dimana seorang pelajar India yang belajar sama sekali di India menerima Hadiah Nobel. Ia juga menjadi orang Asia pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam bidang Sains.
(Gambar Raman Diabadikan Dalam Perangko)
Abstrak
Penyandian Sumber, merupakan salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengatasi berbagai keterbatasan kapasitas ruang baik untuk penyimpanan, maupun pengiriman informasi. Menurut Shannon, nilai rata-rata simbol biner per keluaran sumber dapat digunakan untuk mendekati entropi sumber asli. Efisiensi sumber sendiri dapat dihasilkan dari penyandian sumber tersebut.
A. Pendahuluan
Pengolahan informasi diperlukan untuk keamanan data, kemudahan dalam transmisi, pemanfaatan ruang yang terbatas, dan sebagainya. Diperlukan suatu cara untuk mengolah informasi agar muatan informasinya tidak hilang. Hilangnya muatan informasi, menyebabkan informasi tidak dapat diketahui maknanya.
Ilmu statistik digunakan untuk mencari nilai rerata muatan informasi (entropi) yang terkandung dalam suatu sumber pesan. Kandungan entropi tersebut dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai penyandian sumber. Penyandian Sumber dilakukan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan kapasitas ruang yang terbatas.
B. Dasar Teori.
Pada Sumber informasi, terdapat nilai rerata muatan informasi yang dinyatakan dengan entropi (H). Teori informasi menggunakan istilah entropi sebagai suatu ukuran tentang berapa banyak suatu informasi disandikan di setiap pesan. Semakin tinggi nilai entropi dari suatu pesan, maka akan semakin banyak informasi yang dikandungnya.
Prinsip pemisahan Shannon menyatakan bahwa nilai rerata simbol-simbol biner per keluaran sumber dapat digunakan untuk mendekati entropi sumber. Penyandian Sumber dengan demikian diterapkan untuk mengurangi jumlah bit yang akan disimpan atau ditransmisikan. Dengan kata lain, efisiensi sumber dapat dihasilkan dari penyandian sumber.
Sumber informasi diskret terdiri atas sumber diskret dengan memori dan tanpa memori. Pada sumber diskret dengan memori kemunculan suatu simbol pada suatu pesan tidak saling bebas, melainkan tergantung pada simbol yang sudah muncul sebelumnya. Dengan demikian kombinasi simbol keluarannya mengikuti orde tertentu yang dapat dijelaskan melalui proses Markov. Markov orde-0 untuk simbol yang secara statistik berdiri sendiri, Markov orde-1 untuk kombinasi 2 simbol (digram), Markov orde-2 untuk kombinasi 3 simbol (trigram) dan orde-3 untuk kombinasi 4 simbol (tetragram). Perolehan entropi pada orde Markov yang semakin tinggi akan semakin menurun.
Penyandian Huffman merupakan sistem penyandian sumber berbasis entropi yang paling optimal. Hal ini disebabkan nilai entropi pada penyandian mendekati nilai entropi pada sumber.
C. Perancangan
Perancangan dimulai terlebih dahulu dengan melakukan proses statistik terhadap teks tertulis Bahasa Indonesia. Setelah diketahui frekuensi pemunculannya, maka dilakukan penghitungan terhadap entropinya. Hal ini dilakukan untuk masing-masing kombinasi 1, 2, 3 dan 4 karakter.
Setelah diperoleh nilai entropinya, maka kombinasi karakter disusun dengan dimulai pada jumlah yang terbesar. Dari urutan tersebut dilakukan proses penyandian menggunakan algoritma Huffman.
Alur penelitian adalah sebagai berikut:
D. Hasil dan Pembahasan
Diperoleh hasil bahwa pada kombinasi karakter yang semakin banyak (Orde Markov yang semakin tinggi), entropi yang dihasilkan akan semakin menurun. Dengan demikian muatan informasinya akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa untuk kegayutan pada orde Markov yang semakin tinggi , hilangnya salah satu kombinasi karakter dapat menyebabkan hilangnya kandungan informasi yang dibawa oleh suatu berita.
Setelah dilakukan penyandian menggunakan algoritma Huffman statis, diperoleh hasil bahwa nilai entropi sumber asli cenderung mendekati nilai entropi pada sandi. Hal ini membuktikan bahwa penyandian Huffman merupakan penyandian berbasis entropi yang paling optimal.
Penerapan hasil penyandian berbasis entropi pada Bahasa Indonesia dilakukan terhadap teks dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang terdiri atas 1000, 2500 dan 5400 karakter untuk mengetahui sejauh mana unjuk kerja dan perbandingan penyandian yang dihasilkan tersebut.
Dari perbandingan terhadap gambar 5, 6 dan 7 dapat terlihat bahwa sandi Huffman yang dihasilkan memiliki tingkat perbandingan antara berkas asli dan hasil penyandian yang sangat optimal bila diterapkan pada Bahasa Indonesia dan hal ini berbanding lurus terhadap kombinasi karakter yang semakin tinggi.
Berdasarkan pembahasan pada laporan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: