Jumat, Februari 27, 2009

dongeng sebelum tidur (1)

Dulu…
aku pernah punya cinta
sesederhana untaian pelangi di tengah taburan rintik hujan
semewah rangkaian mutiara di tengah dekapan berlian
setulus iringan putaran waktu yang tak terjamah dimensi ruang
Yang selalu ingin kuberikan padamu seutuhnya

aku pernah mencintaimu
selemah bisikan sang bayu saat mencumbu rerumputan
sekuat cengkraman akar pohon di tepian jurang
seputih hamparan salju di Himalaya
sekelam dasar samudra
Yang selalu ingin kupersembahkan untukmu sepenuh jiwa

Dulu…
aku pernah jatuh cinta padamu
mengalun merdu selembut pancaran sinar rembulan yang menembus pekatnya malam
membias bening bak tetesan embun dalam sejuknya selimut kabut pagi
mengalir dalam ukiran jejak langkah siraman ombak kala membelai tegarnya batu karang
Yang tak pernah bisa padam, yang tak kan bisa terkikis dan tak dapat terhempas

namun tak sanggup kuungkap kepadamu, tidak dengan barisan kata, tidak dengan jalinan puisi, tidak dengan eloknya kuntum bunga, tidak dengan manisnya rayuan

karena rasa cinta itu tak sepadan dengan jutaan kata, tak dapat kuwakilkan pada lukisan keindahan ribuan puisi, tak jua sebanding dengan hangatnya sapaan senyuman kuntum bunga atau gemercik dahsyat pesona rayuan

karena ENGKAU JAUH LEBIH BERHARGA dari itu semua…

Dulu...
Aku Sangat Menyayangimu
Yang mungkin tak kan pernah kau pahami