(Gambar Keramba Di Tengah Waduk)
Indah. Kata itulah yang terlintas pertama kali dalam benak saya saat melihat pemandangan yang muncul di depan mata. Ya, itulah pemandangan di Waduk Kotopanjang. Waduk tersebut dibangun dari pembendungan pertemuan dua sungai, yakni Sungai Kampar Kanan dan Sungai Batang Mahat. Lokasi waduk secara umum berada di dekat perbatasan antara Provinsi Riau dengan Sumatera Barat. Namun lokasi dam nya sendiri berada di Kawasan Desa Merangin, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
(Gambar Salah Satu Pemandangan)
Tujuan utama waduk ini dibangun adalah sebagai sumber pembangkit tenaga listrik (PLTA) milik PLN, selain sebagai sumber air bersih. Pembangunan PLTAnya sendiri dibantu oleh Jepang, melalui pendanaan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency) yang saat itu bernama The Overseas Economic Cooperation Fund (OECF), yang secara fisik mulai dibangun pada Januari 1993. Pada 3 tahun kemudian pembangunan dapat diselesaikan dan langsung dilakukan ujicoba, namun barulah dapat berfungsi secara penuh pada 28 Februari 1997 yaitu dengan dilakukannya penggenangan air secara resmi. PLTA tersebut dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas sebesar 114 MW untuk menyuplai kebutuhan listrik di Provinsi Riau, meskipun pada saat pembuatannya harus menenggelamkan sekitar 10 desa di sekitar kawasan itu.
Jika anda bepergian dari Pekanbaru menuju ke Bukittinggi (salah satu lokasi objek wisata terkenal di Sumatera Barat) via jalan darat, maka setelah melewati Kota Bangkinang sejauh 20 km anda akan dapat menikmati berbagai sajian pemandangan khas perbukitan, termasuk pepohonan, bukit-bukit dan waduk Kotopanjang. Dimulai dari Desa Rantau Berangin, nuansa pemandangan khas perbukitan mulai terasa.
Anda juga akan melewati jembatan yang melintang di atas waduk sebanyak 2 kali. Umumnya banyak pelintas yang akan berhenti sejenak di beberapa kawasan tertentu dimana warga sekitar membangun gubuk-gubuk di tepi jalan yang letaknya sangat strategis untuk menikmati pemandangan waduk tersebut dari atas perbukitan. Di tempat tersebut, warga sekitar juga menjual berbagai macam minuman dan sajian makanan ringan untuk dinikmati sambil bersitirahat.
Adakalanya ada juga sebagian yang memilih untuk berhenti di atas jembatan untuk sekedar melihat keramba tempat pemeliharaan ikan mas, yang banyak terdapat di sekitar kawasan tersebut. Pemandangan beragam ikan mas yang sedang berenang di permukaan pada saat diberi makan oleh peternaknya akan menambah sensasi pemandangan yang dinikmati, sekaligus menambah kesegaran tubuh pada saat melepas lelah. Hal ini tidak mengherankan, karena perjalanan darat dari Pekanbaru ke Bukittinggi sendiri memakan waktu lebih kurang antara 4 hingga 5 jam dengan kondisi jalan perbukitan yang naik turun dan berliku. Kawasan dengan luas sekitar 12400 Hektar dengan ketinggian permukaan air 85 M DPL ini, memang sebagiannya dimanfaatkan juga sebagai salah satu sumber penghasil ikan air tawar.